“SAHABAT MASA KECILKU”
Disuatu malam yang sangat indah dipenuhi dengan bintang-bintang
yang cermelang. Aku terdiam dan sejenak teringat tentang masa kecilku, kurang
lebih 6 tahun yang lalu. Disaat itu, aku mempunyai seorang sahabat bernama
Nicky. Nicky adalah seorang laki-laki yang lucu dan asyik. Sebenarnya aku
mempunyai 4 orang sahabat, tetapi hanya dialah sahabat yang paling dekat dengan
ku.
Sampai-sampai kami berdua sempat di bilang sebagai seorang
pasangan kekasih.
Yah….namanya juga masih kecil, otomatis kita masih belum tau apa
itu arti cinta
Kami berdua menganggap hal itu hanya sebagai candaan berkala.
Kami sering bermain bersama, belajar bersama, dll. Orang tua Nicky sangat baik
dan perhatian sekali denganku sampai-sampai mereka menganggap diriku sebagai
anak perempuannya. Yaa maklum sajalah, Nicky hanya dua bersaudara dia anak
pertama, anak kedua pun laki-laki. Sementara diriku hanyalah anak semata
wayang. Jadi aku merasa nyaman saja bila aku dianggap seperti layaknya anak
mereka.
Nicky bisa dibilang seorang laki-laki yang sangat tampan, tetapi
dibalik ketampanannya itu ada satu hal yang sangat buruk didalam dirinya yaitu
seorang laki-laki yang manja dan cengeng.
Aku sangat tau persis bagaimana sifatnya itu, bila tidak
dituruti dia akan merengek seperti halnya perempuan. Tapi itu hal wajar, karana
sifat kami masih kekanak-kanakan.
Hal yang paling tidak aku lupakan waktu masa-masa kecilku
dengannya adalah dimana ia menjaili diriku sampai aku menangis dibuatnya.
(hahaha…..kalo mengingat kejadian itu bisa tertawa aku karena
kelakuannya dulu)
Begini ceritanya jadi, pada malam hari, Nicky dan teman-temanku
datang kerumahku untuk mengajakku main (ciri khas banget tuh!) disaat itu aku
sedang belajar, tiba-tiba suara gemuruh temanku terdengar dari luar ternyata
mereka memang benar ingin mengajakku bermain.
“Niva….main yuk” begitu kata mereka yang berulang kali mengulang
kata-kata tersebut. Akhirnya aku mengintip dibalik jendela, ternyata benar yang
datang adalah Nicky dan teman-teman yang lain.
“Huhhh..berisik sekali si kalian aku kan lagi belajar” sahutku
sedikit kesal.
“Main yuk Niv, biasanya kita selau main bareng-bareng sahut
Nicky menjawab ucapanku.
Sebenarnya aku sangat lelah sekali, karena aku baru
menyelesaikan tugas sekolahku yang sangat menumpuk dan aku juga sudah mulai
mengantuk.
“Hemmp……..aku lelah Nick, tugas sekolahku banyak banget, baru
saja selesai” jawabku mengelak.
“Nah justru itu biar ngilangin rasa lelah kamu mendingan kita
main, kan seru tuh biar rileks” membujuk diriku.
“Hemmmp, gimana ya?” sedikit berfikir
“Ayolah Niva” membujuk diriku dengan senyuman J
“Yaudah deh, aku izin dulu ya sama Mamah ku” kataku, agar dia
menunggu diriku sebentar untuk meminta izin.
Tidak lama kemudian akupun keluar dari rumah dan kami pun
bermain bersama.
Kami bermain layaknya anak kecil yang masih duduk dibangku
Sekolah Dasar. Disela-sela aku bermain, tiba-tiba Nicky menghilang entah
kemana.
Aku bingung, kemana dia berada, sementara tadi dia bersamaku
sewaktu bermain. Aku mencoba mencarinya, ke-3 orang sahabatku yang lain juga
menghilang. Aku bingung sekali mencari mereka. Sampai-sampai diriku dibuat
cemas oleh mereka terutama Nicky. Aku mencari mereka terus menerus tanpa henti.
Tiba-tiba aku dikejutkan oleh suatu bayangan yang bisa dibilang cukup
menyeramkan. Disitu aku sudah mulai takut, apalagi aku memang takut sekali
dengan hal-hal yang seperti itu apalagi dengan kegelapan. Namun aku terus
mencari sambil menahan ketakutanku utu dan ……
“Baa…….”
Nicky dan ke-3 sahabatku sontak membuat aku teriak dan menjerit.
Mereka menakut-nakutiku dengan berpura-pura menjadi hantu yang dibaluti sehelai
kain putih dan lampu senter. Aku sangat-sangat terkejut sampai-sampai aku
menangis dibuat mereka terutama Nicky. Jujur saja, aku tidak suka diperlakukan
seperti itu. Akhirnya aku lari untuk pulang kerumah dengan wajah yang masih
ketakutan dan menangis.
Sesampai dirumah Mamahku bertanya kepadaku kenapa aku menangis……
“Kamu kenapa menangis Niva?” Mamahku heran
“Nicky dan teman-teman menjaili aku Mah, mereka menakut-nakuti
aku” kataku sambil mengeluarkan air mata.
“Namanya juga bercanda, gak usah nangis gitu akh” membujuk
diriku agar aku berhenti menangis.
“Tapi aku gak suka Mah, aku takut”
“Sudah-sudah lebih baik kamu cuci kaki, cuci tangan, lalu tidur
jangan lupa berdo’a sebelum tidur” kata Mamahku dengan penuh perhatian
“Iya Mah…” aku hanya menjawab kata itu saja. Karena aku masih
ada sedikit rasa takut dalam diriku. Tetapi aku berusaha menghilangkan rasa
takut itu, akhirnya hal itu cukup berhasil. Aku tertidur dengan pulasnya.
Keesokan harinya,
Jam menunjukkan pukul 06.30, waktunya aku untuk bangun tidur dan
bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Layaknya anak SD, aku masih sering
diantar oleh Mamahku, walaupun jarang-jarang.
Sepulang sekolah, aku bertemu dengan Nicky. Nicky menyapa aku
sambil tersenyum. “Niva ” kata Nicky.
Aku hanya diam saja dan menunjukkan muka kekesalanku akibat yang
mereka lakukan semalam kepadaku.
“Kenapa Niv? Marah ya akibat tadi malam?” tanya Nicky heran aku
tetap diam tanpa merespon pembicaraannya sama sekali.
Aku pun langsung pergi dan meninggalkannya, mungkin dia heran
dengan sifatku tadi kepadanya, tetapi aku melakukan itu agar Nicky dan yang
lain tahu kerena aku tidak suka di perlakukan seperti itu.
Sore harinya, dia datang kerumahku untuk menanyakan apa yang
terjadi denganku, kenapa aku bersifat beda kepadanya. (berbicaranya tentu
seperti anak-anak ya!!!)
“Niva kenapa? Marah ya sama aku? ” Nicky bertanya aku diam.
“Niva, ngomong dong kamu kenapa sih? Maaf deh maaf” dengan wajah
yang menyesal.
Aku tetap diam tanpa mengeluarkan kata-kata sedikit pun.
Sebenarnya aku tidak marah, aku hanya memberi mereka pelajaran bagaimana
rasanya kalau diperlakukan seperti itu. Nicky pergi dengan wajah yang kecewa,
mungkin dia sangat menyesal karena melakukan hal itu kepada diriku.
Tidak lama, Nicky datang dengan ke-3 sahabatku tersebut yang
menjahiluku semalam. Mereka semua meminta maaf dengan diriku, aku tetap pada
posisi semula. Diam dan tidak mengeluarkan sedikit kata-kata.
“Niva maafin kita iya, soal kejadian tadi malam, kita tuh
niatnya cuma mau bermain doang, gak kaya gini.” (tentunya dengan bahasa
anak-anak juga)
“Niva, maaf….” Pinta ke-3 sahabatku dan Nicky aku tidak tega
melihat mereka seperti ini, walaupun aku kesal tetapi aku masih mempunya hati
nurani. Aku diam sejenak, dan akhirnya aku tertawa terbahak-bahak akibat
melihat wajah merka yang tampak penuh rasa bersalah.
“Hahahaha….lucu banget si wajah kalian, makanya jangan bisa
bikin orang ketakutan, udah tahu aku orangnya penakut masih aja di jahili,
gimana rasanya enak gak di diemin kaya tadi?” kataku sambil ketawa.
“Iya Niva, kita minta maaf iya.” Ujar ke-3 sahabatku.
“Niva, maaf iya?” ujar Nicky meneruskan perkataan mereka ber-3.
“Iya, iya…lagian aku gak marah kok cuma becanda kali.”
“Heuh….Niva bikin orang panik berbakat banget jadi pemain
sinetron.” Ujar Nicky.
“Hehehe…biarin, biarin kalian gak kebiasaan.” Kataku “iya iya
bawel” jawab Nicky
Kamipun tertawa bersama dan kembali bermain dengan asyiknya.
Hal-hal ini sangat membuatku teringat akan masa kecilku yang
penuh senyum dan tawa. Tetapi persahabatan ini tidak bertahan lama sampai pada
akhirnya satu persatu dari kami pindah dan terpisah. Cukup sedih juga kalau
perpisahan ini berakhir dengan cepat, karena pertama kalinya aku mempunyai
seorang sahabat yaitu Nicky. Mungkin ini hanya sedikit ceritaku dengan Nicky,
sebenarnya banyak sekali yang ingin aku ceritakan tetapi tidak akan selesai
bila aku menceritakannya semuanya.
6 tahun berlalu, mungkin kami sudah sedikit lupa dengan
wajah-wajah kami dulu yang masih sangat polos. Aku hanya tahu kabar Nicky saja,
dia sekarang menjadi anak yang bisa dibilang Playboy dikalangan pelajar karena
ketampanan yang dimilikinya. Tetapi dibalik semua itu aku tetap ingat dengan
meraka semua. Sering kali aku berfikir untuk bertemu dengan mereka.
Tetapi, karena kita sudah saling beranjak remaja, pasti ada rasa
gengsi atau malu yang melekat didalam diri kita masing-masing.
Hmmm, rasanya ingin sekali mengulang masa masa kecil yang penuh
canda tawa, tetapi waktu tidak bisa diputar kembali. Aku cukup senang dengan
kehidupanku sekarang. Mempunyai banyak teman yang baik dan lucu,
pengalaman-pengalaman yang tidak kalah serunya dengan pengalaman masa kecilku
dan sudah bisa bersifat dewasa tidak seperti dahulu.
Intinya adalah sahabat kecil atau sahabat apapun itu, sama saja
sebenarnya. Tergantung pada kesadaran kita masing-masing bagaimana cara
membangun suatu persahabatan agar menjadi suatu persahabatan yang menarik dan
satu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar