Sabtu, 16 Februari 2013

Reaksi Redoks II


1.1.  LATAR BELAKANG

Reaksi Redoks adalah reaksi yang didalamnya terjadi perpindahan elektron secara berurutan dari satu spesies kimia ke spesies kimia lainnya, yang sesungguhnya terdiri atas dua reaksi yang berbeda, yaitu oksidasi (kehilangan elektron) dan reduksi (memperoleh elektron). Reaksi ini merupakan pasangan, sebab elektron yang hilang pada reaksi oksidasi sama dengan elektron yang diperoleh pada reaksi reduksi. Masing-masing reaksi (oksidasi dan reduksi) disebut reaksi paruh (setengah reaksi), sebab diperlukan dua setengah reaksi ini untuk membentuk sebuah reaksi  dan reaksi keseluruhannya disebut reaksi redoks.

Ada tiga definisi yang dapat digunakan untuk oksidasi, yaitu kehilangan elektron, memperoleh oksigen, atau kehilangan hidrogen. Dalam pembahasan ini, kita menggunakan definisi kehilangan elektron

Oksidasi adalah reaksi dimana suatu senyawa kimia kehilangan elektron selama perubahan dari reaktan menjadi produk. Sebagai contoh, ketika logam Kalium bereaksi dengan gas Klorin membentuk garam Kalium Klorida (KCl), logam Kalium kehilangan satu elektron yang kemudian akan digunakan oleh klorin. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

K  —–>    K+ + e-

Ketika Kalium kehilangan elektron, para kimiawan mengatakan bahwa logam Kalium itu telah teroksidasi menjadi kation Kalium.

Seperti halnya oksidasi, ada tiga definisi yang dapat digunakan untuk menjelaskan reduksi, yaitu memperoleh elektron, kehilangan oksigen, ataumemperoleh hidrogen. Reduksi sering dilihat sebagai proses memperoleh elektron. Sebagai contoh, pada proses penyepuhan perak pada perabot rumah tangga, kation perak direduksi menjadi logam perak dengan cara memperoleh elektron. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

Ag+ + e- ——>   Ag

Ketika mendapatkan elektron, para kimiawan mengatakan bahwa kation perak telah tereduksi menjadi logam perak.

Baik oksidasi maupun reduksi tidak dapat terjadi sendiri, harus keduanya. Ketika elektron tersebut hilang, sesuatu harus mendapatkannya.  Sebagai contoh, reaksi yang terjadi antara logam seng dengan larutan tembaga (II) sulfat dapat dinyatakan dalam persamaan reaksi berikut :

Zn(s) + CuSO4(aq) ——>  ZnSO4(aq) + Cu(s)
Zn(s) + Cu2+(aq) ——>  Zn2+(aq) + Cu(s) (persamaan ion bersih)

Sebenarnya, reaksi keseluruhannya terdiri atas dua reaksi paruh :

Zn(s) ——>   Zn2+(aq) + 2e-
Cu2+(aq) + 2e- ——>  Cu(s)

1.2.  RUMUSAN MASALAH

Pengertian  Reaksi Redoks
Penyetaraan Reaksi Redoks
Aturan Bilangan Oksidasi
Oksidasi Dan Reduksi
1.3.  TUJUAN

Agar Mahasiswa dapat memahami konsep dasar dari suatu persamaan reaksi redok
Agar Mahasiswa dapat menyebutkan pengertian reaksi redoks
Agar Mahasiswa dapat mengidentifikasi senyawa yang mengalami peristiwa reduksi dan oksidasi
Agar Mahasiswa dapat menentukan bilangan oksidasi suatu spesi berdasarkan aturan biloks
Agar Mahasiswa dapat menyetarakan suatu persamaan reaksi redoks.



BAB.II
PEMBAHASAN



1.1.  PENGERTIAN  REAKSI REDOKS

Suatu reaksi serah terima elektron dan reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi disebut reaksi redoks

Contoh :

HNO3+  H2S       ——>        NO   + S + H2O

   +5           -2                +2       0   oksidasi(2)

reduksi (3)


1.2.  OKSIDASI DAN REDUKSI





Reaksi oksidasi
Reaksi pengikatan oksigen

H2 + ½ O2  ——>    H2O
Reaksi pelepasan elektron

HNO3+3H++3e  ——>  NO+H2O
Mengalami pertambahan BILOKS
H2S        ——>       S
-2                      0

Reaksi reduksi

Reaksi pelepasan oksigen

H2O     ——>       H2  + O2
Reaksi penangkapan elektron

H2S    ——>   S+ 2H++2e
Mengalami pengurangan BILOKS
HNO3        ——>        NO
+5                     +2


1.3.  ATURAN BILANGAN OKSIDASI

Unsur bebas (misalnya H2, O2, N2, Fe, dan Cu) mempunyai bilangan oksidasi = 0
Umumnya unsur H mempunyai bilangan oksidasi = +1, kecuali dalamsenyawa hidrida, bilangan oksidasi H = –1.Contoh:
Bilangan oksidasi H dalam H2O, HCl, dan NH3 adalah +1
Bilangan oksidasi H dalam LiH, NaH, dan CaH2 adalah –1

Umumnya unsur O mempunyai bilangan oksidasi = –2, kecuali dalamsenyawa peroksida, bilangan oksidasi O = –1.Contoh:

Bilangan oksidasi O dalam H2O, CaO, dan Na2O adalah –2
Bilangan oksidasi O dalam H2O2, Na2O2 adalah –1
Unsur F selalu mempunyai bilangan oksidasi = –1.
Unsur logam mempunyai bilangan oksidasi selalu bertanda positif.Contoh:

Golongan IA (logam alkali: Li, Na, K, Rb, dan Cs) bilangan oksidasinya = +1
Golongan IIA (alkali tanah: Be, Mg, Ca, Sr, dan Ba) bilangan oksidasinya = +2
Bilangan oksidasi ion tunggal = muatannya. Contoh: Bilangan oksidasi Fe dalam ion Fe2+ adalah +2
Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam senyawa = 0. Contoh : Dalam senyawa H2CO3 berlaku: 2 biloks H + 1 biloks C + 3 biloks O =0
Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam ion poliatom = muatan ion.  Dalam ion NH4+ berlaku 1 biloks N + 4 biloks H = + 1

1.4.  PENYETARAAN REAKSI REDOKS

Reaksi redoks dapat disetarakan dengan cara langsung (cara bilangan oksidasi) atau cara setengah reaksi.

1.4.1.      Cara Langsung (Bilangan Oksidasi)

Tentukan reaksi reduksi dan oksidasi
Tulis perubahan biloks yang terjadi
Samakan jumlah elektron yang dilepas dan diterima dengan menambahkan koefisien
Hitung jumlah muatan kiri dan kanan
Jika muatan kiri > kanan à tambahkan OH- pada ruas kiri
Jika muatan kiri < kanan à tambahkan H+ pada ruas kiri

 Samakan jumlah H dengan menambahkan H2O pada ruas kanan



Contoh :

HNO3+ H2S——>NO + S + H2O

Penyelesaian

Langkah I
Menentukan unsur yang mengalami perubahan biloks , yaitu N dan S

langkah II
Harga biloks yang mengalami perubahan

HNO3+ H2S ——>O + S + H2O

   +5         -2            +2       0

Langkah III
Unsur yang mengalami peristiwa reduksi dan oksidasi

HNO3+ H2S——>NO   + S + H2O
+5        -2       +2       0 oksidasi(2)

reduksi (3)

Langkah IV
HNO3 dan NO dikalikan 2 sedangkan H2S dan S dikalikan 3 sehingga reaksinya menjadi :

2 HNO3+ 3H2S——>2NO + 3S + H2O

Langkah V
Penyetaraan jumlah atom yaitu Penambahan koefisien pada H2O agar jumlah atom H dan O sama di ruas kiri dan kanan , maka jadi :

2 HNO3+ 3H2S——>2NO + 3S + 4H2O


1.4.2.Cara Setengah Reaksi

Pecahlah reaksi menjadi dua persamaan (reaksi reduksi dan reaksi oksidasi )
Penyetaraan setiap persamaan ½ reaksi
Menyetarakan atom O dan H dengan menambah koefisien
Menyetarakan jumlah atom O dengan menambah H2Odiruas yang kekurangan O
Menyetarakan jumlah atom H dengan menambah H+ diruas yang kekurangan H
Menyetarakan jumlah muatan dengan  menambahkan elektron seruas dengan H+
Menyetarakan jumlah elektron pada kedua persamaan ½ reaksi
Menjumlahkan kedua persamaan setengah reaksi
Contoh Soal :

HNO3+ H2S——>NO + S + H2O

Penyelesaian

Langkah I
Buat reaksi oksidasi dan reduksi

Reduksi  : HNO3——>NO
Oksidasi : H2S——>S

Langkah II
Penyetaraan jumlah atom dan jumlah muatan

HNO3+ 3H+ +3e——>NO + 2H2O          (x2)
H2S——>S + 2H+ + 2e                             (x3)

Langkah III
Jumlahkan kedua setengah reaksi

2HNO3+ 6H+ + 6e——>2NO + 4H2O  
3H2S——>3S + 6H+ + 6e

Menjadi, 2HNO3+3 H2S  ——> 2NO +3 S + 4H2O
 


BAB.III
PENUTUP

3.1.KESIMPULAN

Persamaan reaksi redoks adalah reaksi serah terima elektron dan disertai perubahan bilangan oksidasi.

Reduksi adalah reaksi penurunan BILOKS dan mengalami pengikatan elektron. Sedangkan, Oksidasi adalah reaksi  kenaikan BILOKS dan disertai dengan pelepasan elektron.

Sumber: http://chayoy.blogspot.com/2012/04/makalah-redoks-reduksi-oksidasi.html

Reaksi Redoks


1. Reaksi redoks adalah reaksi terjadinya penurunan dan kenaikan bilangan oksidasi (adanya perubahan biloks).
2. Reaksi redoks adalah reaksi penerimaan dan pelepasan elektron (adanya transfer elektron).
3. Cara penyetaraan persamaan reaksi redoks dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara setengah reaksi dan cara  perubahan bilangan oksidasi.
4. Energi yang dilepaskan dari reaksi redoks dapat diubah menjadi energi listrik dan ini digambarkan dalam sel volta atau sel galvani.
5. Jika energi listrik dialirkan dalam larutan elektrolit, maka akan terjadi reaksi redoks dan ini digambarkan dalam sel elektrolisis.
6. Dalam sel volta ada dua elektrode, yaitu:
a. Katode : – Elektrode di mana terjadi reaksi reduksi, berarti logam Cu.
- Dalam sel volta disebut sebagai elektrode positif.
b. Anode : – Elektrode di mana terjadi reaksi oksidasi, berarti logam Zn.
- Dalam sel volta disebut sebagai elektrode negatif.
7. Fungsi jembatan garam dalam sel volta adalah menyetarakan kation dan anion dalam larutan.
8. Elektrode standar digunakan elektrode hidrogen. Elektrode ini terdiri atas gas hidrogen murni dengan tekanan 1 atm pada suhu 25 °C yang dialirkan melalui sepotong platina yang tercelup dalam suatu larutan yang mengandung ion H+ sebesar 1 mol/liter.
9. Potensial elektrode hidrogen standar diberi harga 0 volt (E° = 0 volt).
10. Besarnya potensial sel dari suatu reaksi redoks dalam sel volta merupakan total dari potensial elektrode unsur-unsur sesuai dengan reaksinya. Hasil perhitungan potensial sel bisa positif atau bisa negatif. Jika potensial sel bertanda positif berarti reaksi dapat berlangsung, sedangkan jika potensial sel bertanda negatif berarti reaksi tidak dapat berlangsung. Potensial sel dihitung dengan menggunakan persamaan:

E°se1= E°(+) – E°(–)
dengan:
E°(+) = potensial elektrode lebih positif (lebih besar)
E°(–) = potensial elektrode lebih negatif (lebih kecil)
11. Kegunaan sel volta, antara lain digunakan sebagai sel baterai dan sel aki.
12. Proses perkaratan termasuk proses elektrokimia, di mana logam Fe yang teroksidasi bertindak sebagai anode dan oksigen yang terlarut dalam air yang ada pada permukaan besi bertindak sebagai katode.
13. Besi dilindungi dari korosi dengan menempatkan besi sebagai katode bukan sebagai anode. Dengan demikian besi dihubungkan dengan logam lain yang mudah teroksidasi, yaitu logam di sebelah kiri besi dalam deret volta (logam dengan potensial reduksi lebih positif dari besi). Logam yang paling sesuai untuk proteksi katodik adalah logam magnesium (Mg). Logam Mg di sini bertindak sebagai anode dan akan terserang karat sampai habis, sedang besi bertindak sebagai katode tidak mengalami korosi.
14. Dalam setiap ketentuan reaksi elektrolisis terjadi persaingan antarspesi (ion atau molekul) untuk mengalami reaksi reduksi atau reaksi oksidasi. Setiap zat yang mempunyai kemampuan reduksi besar akan mengalami reaksi reduksi dan setiap zat yang mempunyai kemampuan oksidasi besar akan mengalami reaksi oksidasi.
15. Ada tiga macam reaksi elektrolisis, yaitu:
a. Sel elektrolisis bentuk lelehan/cairan/liquid.
b. Sel elektrolisis dengan elektrode tidak ikut bereaksi (inert), yaitu karbon/platina.
c. Sel elektrolisis dengan elektrode ikut bereaksi.
16. Hukum Faraday I: Banyaknya zat yang dihasilkan dari reaksi elektrolisis sebanding dengan banyaknya arus listrik yang dialirkan ke dalam larutan. dengan:

W = massa zat yang dihasilkan W
e = bobot ekivalen = Ar/n
i = arus dalam ampere
t = waktu dalam satuan detik
F = tetapan Faraday di mana 1 faraday = 96.500 coulomb
17. Hukum Faraday II: Arus listrik mengalir disusun secara seri dan ternyata banyaknya zat-zat yang dihasilkan setiap larutan dapat dinyatakan denganrumusan:W
18. Kegunaan sel elektrolisis adalah untuk penyepuhan/pelapisan logam dan pemurnian logam kotor.
Sumber: http://noviakimiapasca.wordpress.com/kelas-xii/reaksi-redokselektrokimia-dan-elektrolisis/materi-2/rangkuman/